KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
softskill ”MANAJEMEN PROYEK & RESIKO”.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehinggga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing kami.
Dalam
penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Bekasi , 26 November 2014
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
1.
Kata
pengantar
2.
Pengertian
manajamen proyek
3.
Tujuan
manajemen proyek
4.
Contoh
manajamen proyek
5.
Konsep
manajamen proyek
6.
Manfaat
manajamen resiko
7.
Konsep-konsep
yang berhubungan dengan manajamen resiko
8.
Sumber
resiko
PENUTUP
KESIMPULAN
PENGERTIAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen
Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,keahlian dan ketrampilan,cara teknis
yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal
kinerja,waktu,mutu dan keselamatan kerja.
Untuk
mencapai tujuan,sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang.Yaitu dengan
meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan
segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.
Merupakan
implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya,tenaga
kerja,peralatan,material),durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek.
Pengendalian
mempengaruhi hasil akhir suatu proyek.Tujuan utama dari utamanya yaitu
meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya
proyek.
- Kontrol
terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan scope, biaya,
sumberdaya dan waktu yang telah ditentukan.
-
Meningkatkan kualitas.
-
Meningkatkan produktifitas.
- Bisa
menekan resiko yang timbul sekecil mungkin.
- Koordinasi
internal yang lebih baik.
-
Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim terhadap proyek,
yaitu dengan penugasan yang jelas kepada masing-masing anggota tim.
1.
Pembangunan cepat, kualitas bagus dan harga murah.
2. Suasana
kerja yang menyenangkan, kompak dan adanya sikap saling
menghargai antara sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasan
terhadap bawahan.
3. Para
Manager dalam manajemen proyek dapat bertindak sebagai pemimpin.
4. Terpenuhinya
hak-hak dan tanggung jawab karyawan dengan baik.
5. Suasana
kerja yang menyenangkan, kompak dan adanya sikap saling menghargai antara
sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasan terhadap bawahan.
sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasan terhadap bawahan.
6. Para
Manager dalam manajemen proyek dapat bertindak sebagai pemimpin.
7. Terpenuhinya
hak-hak dan tanggung jawab karyawan dengan baik.
Tujuan
Manajemen Proyek
- Efisiensi,
baik dari sisi biaya, sumber daya maupun waktu.
CONTOH
MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.
Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan
berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang
rutin tidak dianggap suatu proyek.
Atau, manajemen proyek adalah suatu cara mengelola, mengarahkan, dan
mengkoordinasikan sumber daya (manusia/material)disaat mulainya sebuah proyek
hingga akhir untuk mencapai suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan
kualitas untuk mencapai kepuasan.
Pengelola dalam sebuah proyek disebut sebagai Proyek Manager (PM), Proyek
Manager bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan
pelaksanaan proyek, agar sesuai dengan standart kualitas, biaya dan waktu. Dan
tentunya selalu bertanggung jawab untuk selalu berkomunikasi dengan tim, atasan
(owner), dan pelanggan (user). Maksudnya manajer harus mampu memberikan contoh
tehnik, mampu mengambil keputusan yang tepat, dan pemimpin yang dapat
memberikan informasi berupa laporan kepada atasan.
Manfaat
manajemen proyek :
·
Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab
·
Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin
·
Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan
·
Mengidentifikasi metode analisa peramalan
·
Mengukur prestasi terhadap rencana
·
Mengidentifikasi masalah dini& tindakan perbaikan
·
Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana
·
Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampaui
Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak
bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi
organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata
satu di suatu perguruan tinggi.
Konsep
Manajemen Proyek :
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia,
masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat
berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia
dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajement manusia yang berfungsi
untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam
menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja
manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan
kerja serta pengembangan tim
MANFAAT
MANAJEMEN RESIKO
Ada kalanya
kita dihadapkan dengan sebuah kondisi dimana kita harus mengambil sebuah
keputusan penting yang berhubungan dengan masa depan kita. Sudah semestinya
keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik sehingga kita mendapatkan
hasil sesuai dengan apa yang kita harapkan. Pemikiran yang logis dan strategis
tentu merupakan sebuah keharusan. Artinya, kita sebaiknya tidak terlalu banyak
melibatkan emosi dalam mengambil keputusan. Jika tidak, bisa jadi keputusan
yang diambil akan membawa dampak negatif terhadap masa depan kita sendiri.
Dalam hal ini, kita perlu memikirkan semua aspek dan konsekuensi dari keputusan
tersebut termasuk resiko yang mungkin harus kita tanggung sebagai akibat dari
keputusan yang kita ambil. Ini merupakan satu konsep yang kita sebut sebagai
manajemen resiko atau risk management. Lalu, apa manfaat manajemen resiko
tersebut?
Berbicara
mengenai manajemen resiko, kita mungkin lebih banyak membahas mengenai
resiko-resiko dalam hal finansial mengingat teori-teori mengenai manajemen
resiko sendiri banyak terkait dengan ilmu ekonomi, terutama manajemen. Salah
satu contohnya adalah definisi mengenai manajemen resiko yang disampaikan oleh
Smith (1990), yaitu proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari
sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan (income) dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan. Walaupun teori mengenai hal ini lebih banyak dibahas di area
ekonomi, namun kita dapat mengadopsinya di dalam kehidupan sehari-hari termasuk
keluarga. Apa saja manfaat manajemen resiko yang dapat kita ambil?
Kemampuan
dalam Mengidentifikasi Resiko
Ketika kita
hendak memutuskan sebuah keputusan penting baik yang berhubungan dengan
keuangan ataupun tidak, kita sebaiknya berpikir mengenai resiko yang mungkin
muncul sebagai dampak dari keputusan tersebut. Pada dasarnya, ketika kita
melakukan hal ini, kita telah menerapkan pengetahuan mengenai manajemen resiko
itu sendiri. Dengan mengidentifikasi resiko yang mungkin muncul, minimal kita
akan lebih siap dalam menghadapi resiko tersebut. Misalnya, ketika kita ingin
membeli sebuah mobil bekas, kita sebaiknya mampu mengidentifikasi bagian mana
yang beresiko mengalami kerusakan sehingga kita harus bersiap untuk memperbaiki
kerusakan tersebut.
Kemampuan
dalam Mengukur Resiko
Salah satu
manfaat manajemen resiko selain kemampuan dalam mengidentifikasi resiko adalah
mengukur resiko yang mungkin kita hadapi. Maksud dari pengukuran ini adalah
seberapa besar kerugian ataupun kerusakan yang kita dapatkan sebagai
konsekuensi dari keputusan yang telah kita ambil. Contohnya, ketika kita hendak
membeli sebuah mobil bekas, kita dapat mengukur perkiraan biaya perbaikan
berdasarkan kondisi riil dari mobil tersebut sebagai resiko dari pembelian.
Atau, kita dapat mengukur berapa kerugian yang harus kita tanggung jika kita
memutuskan untuk menjualnya kembali setelah proses perbaikan tersebut
berdasarkan harga di pasaran.
Kemampuan
Mengontrol Resiko
Dengan
kemampuan dalam manajemen resiko yang baik, kita dapat mengontrol resiko
tersebut agar tidak membawa dampak yang lebih buruk. Kontrol ini tentu tidak
dapat dilepaskan dari dua hal yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu
identifikasi dan pengukuran. Merujuk pada contoh yang sama, kita bermaksud
menjual mobil yang telah kita beli. Setelah diukur, potensi kerugian dapat
ditekan jika kita melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi. Jika
demikian, kita dapat mengontrol resiko tersebut dengan melakukan perbaikan
terlebih dahulu sebelum menjual mobil tersebut.
Satu hal
yang paling penting terkait dengan manajemen resiko adalah setiap keputusan
yang kita ambil tidak akan lepas dari konsekuensi, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Dengan kemampuan manajemen resiko, kita tentu dapat menghidar
dari munculnya permasalahan baru yang mungkin lebih besar dan rumit. Oleh
karena itu, manajemen resiko harus didasarkan pada pemikiran yang logis, bukan
keputusan emosional.
KONSEP-KONSEP
YANG BERHUBUNGAN DENGAN MANAJAMEN RESIKO
Sasaran dari
pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi
lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Didalam
manajemen risiko dikenal beberapa konsep yang berhubungan dengan risiko itu
sendiri diantaranya adalah:
1.
Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai kemungkinan akan
terjadinya kerugian.
2.
Risk is the possibility of loss, risiko adalah kemungkinan kerugian.
3.
Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian.
4.
Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko merupakan
penye-baran hasil actual dari hasil yang
diharapkan.
5.
Risk is the probability of any outcome different from the one expected, risiko
adalah
probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
Dari
beberapa definisi diatas, maka risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata
lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian
itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Dan jika dikaji lebih
lanjut “kondisi yang tidak pasti” itu timbul karena berbagai sebab, antara
lain; jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan informasi yang diperlukan,
keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan sebagainya.
Manajemen
risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan
menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
·
Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset
dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
·
Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan
kerugian.
·
Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi
dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
·
Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam
usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
Konsep lain
yang berkaitan dengan risiko adalah Peril, yaitu suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan Hazard, yaitu keadaan dan kondisi
yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.
Hazard
terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
1.
Physical Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik
dari obyek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
2.
Moral Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan
sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya peril.
3.
Morale Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan
dan menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
4.
Legal Hazard, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan
yang bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar ter-jadinya peril.
RISIKO SPEKULATIF DAN RISIKO MURNI
Kejadian
sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada kemungkinan
penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua kemungkinan itu
ada, maka dikatakan risiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari
risiko spekulatif adalah risiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan
tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer risiko utamanya menangani
risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika adanya risiko
spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni tersebut.
Risiko Spekulatif yang kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko
bisnis(business risk)/ speculative risk adalah suatu keadaan dimana jika
sesorang menginvestasikan dananya disuatu tempat akan menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko
spekulatif.Semua risiko spekulatif diambil sebagai pilihan sadar dan tidaknya
hanya diakibatkan oleh situasi yang tidak terkontrol. Contoh resiko spekulatif
diantaranya adalah:
a.
Risiko Perubahan Harga
Harga pasar
suatu produk, jasa, atau komoditi dapat berubah-ubah. Ini dapat naik maupun
turun. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik, maka
perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan marjin keuntungan. Sebaliknya,
jika harga input turun, maka perusahaan dapat mengalami keuntungan, yaitu
berupa kenaikan marjin keuntungan.
Terkait
dengan harga output, jika harga output naik, maka perusahaan akan mengalami
keuntungan karena naiknya marjin keuntungan. Sementara, jika harga output
turun, maka perusahaan akan mengalami kerugian, yaitu berupa penurunan marjin
keuntungan.
b.
Resiko Kredit
Resiko
kredit adalah resiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang dagang.
Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka kita akan
mengalami kerugian.
Sedangkan Risiko Murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian.
kemungkinan
yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya
menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan
untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang
hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni
kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk
). Beberapa bentuk resiko murni yang sering muncul diantaranya adalah:
a. Resiko
hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang diakibatkan kebakaran, pencurian,
penggelapan, dan sebagainya.
penggelapan, dan sebagainya.
b.
Kecelakaan kerja pada proses produksi.
c. Resiko
akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya keracunan dari makanan yang Anda
jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.
jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.
d.
Resiko operasional lainnya.
e.
Bencana alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin
topan, dan sebagainya.
Dari kedua
kategori risiko diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan utama antara
risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak,
untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
SUMBER
RISIKO
Terdapat
beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi,
diantaranya adalah :
1.
Risiko suku bunga
Perubahan
suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan
suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang berarti jika
suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya,
apabila suku bunga menurun, maka harga saham akan meningkat.
2.
Risiko pasar
Yang
dimaksud risiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan,
maupun perubahan politik.
3.
Risiko inflasi
Inflasi yang
meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan.
Maka dari itu, risiko ini juga bisa disebut sebagai risiko daya beli.
4.
Risiko bisnis
Risiko
bisnis merupakan risiko yang terdapat dalam menjalankan bisnis suatu jenis
industri. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak di bidang industri
tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu
sendiri.
5.
Risiko finansial
Risiko ini
berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan
modalnya. Semakin besar hutang yang digunakan, maka semakin besar pula risiko
yang akan ditanggung.
6.
Risiko likuiditas
Risiko ini
berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan,
maka semakin likuid sekuritas tersebut. Dan demikian pula sebaliknya.
7.
Risiko nilai tukar mata uang (valas)
Risiko ini
berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata
uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau
exchange rate risk.
8.
Risiko negara
Risiko ini juga disebut sebagai
risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara.
Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas ekonomi dan
politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari
risiko negara yang terlalu tinggi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
Manajemen
asset merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang tidak terlepas
dari resiko. Manajemen asset berbasis resiko lebih menekankan pada proses
mengelola asset fisik yang sangat besar dan berhubungan dengan resiko yang
melekat pada proses tersebut dengan melibatkan penerapan proses manajemen
resiko terhadap asset utama perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengelola
penyebab utama kegagalan pencapaian sasaran perusahaan.
Penerapan
proses manajemen resiko dapat dilakukan pada seluruh aktivitas bisnis
perusahaan air minum atau secara khusus lebih menekankan pada aktivitas
manajemen asset perusahaan (setiap aktivitas lifecycle asset management).
Walaupun
penerapan manajemen resiko pada perusahaan air minum di Indonesia khususnya
perusahaan daerah air minum belum ada peraturan hukumnya, namun karena
manajemen resiko merupakan praktik terbaik (best practice) maka seyogyanya
sudah mulai dapat diterapkan secara sistematis, terintegrasi, dan melekat pada setiap
aktivitas bisnis perusahaan air minum, khususnya pada aktivitas manajemen asset
sehingga tujuan manajemen asset dapat tercapai.
Manajemen
asset berbasis resiko kiranya dapat menjadi salah satu solusi dalam rangka
memaksimalkan pengelolaan asset perusahaan air minum.
Sumber
Referensi
http://kelompokmpc.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar